Kamis, 12 Juni 2014

Resensi Film Tentang Cinta Tanah Air


TANAH AIR BETA (2010)




Sutradara : Ari Sihasale
Produser  : Mildo Seran
                    Nia Zulkarnaen
Pemeran  : Alexandra Gottardo sebagai Tatiana
      Griffit Patricia sebagai Merry
      Ashrul Dahlan sebagai Abu Bakar
      Thessa Kaunang sebagai Cik Irene
      Lukman Sardi sebagai Lukman


Tahun 1998. Timor-Timur berpisah dari Indonesia, membuat perpisahan harus terjadi. Banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap berada di Indonesia, yakni di Kupang atau memutuskan berpindah ke Timor Timur. Sebuah keluarga yang ayahnya sudah wafat adalah salah satu keluarga yang menerima konflik tersebut.
Merry memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang berguru ibunya, Tatiana. Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di Timor Timur bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan pemilik toko kelontong; Koh Ipin dan Cik Irene.
Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik. Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman untuk mencari tahu info mengenai Mauro.
Di antara potret sosial tentang kehidupan di pengungsian itu, Merry menduga ibunya sakit keras karena terbatuk-batuk. Dokter puskesmas kenalan Tatiana dan Merry, Dr. Joseph  diminta Merry untuk memeriksa Tatiana. Tatianapun diperiksa oleh Dr. Joseph, dan dibantu oleh Abu Bakar. Tatiana diceritakan oleh Abu Bakar mengenai berita yang disampaikan Lukman tentang Mauro beberapa hari yang lalu yang membuat Merry gembira karena menduga Mauro akan ke tempatnya. Ternyata Mauro yang berada disana tidak menyukai ibunya yang tidak pernah menengoknya, padahal itu semua adalah salah kaprah karena waktu tiba Mauro dan Tatiana selalu tidak sama. Maka, Mauro hanya meminta Merrylah yang bertemu dengannya.
Hal yang diceritakan di puskesmas itu didengar oleh Merry yang ingin menjenguk ibunya, Merrypun bertekad pergi ke perbatasan sendirian dengan uang tabungannya. Cik Irene berbaik hati memberikan bekal untuk Merry. Merrypun pergi sendiri dengan menggunakan bus hingga sampai ke terminal terdekat dengan perbatasan (yang juga masih sangat jauh dari perbatasan). Bertanya kepada seorang sopir, ia mengetahui jalan ke perbatasan dan nekat berjalan kaki.

Abu Bakar dan Tatiana yang baru saja pulang, mengetahui Merry sudah tidak ada. Tatianapun menduga Merry mendengar pembicaraannya dengan Abu Bakar. Abu Bakarpun segera menyuruh Carlo untuk mencari Merry. Carlo sampai ke terminal terakhir dan mendapat info dari sopir yang ditanyai Merry. Carlo juga berjalan kaki, tapi ia beruntung menemukan mobil pengangkut. Iapun ikut dan berhasil menemukan Merry dijalan. Segera setelah ditinggal oleh mobil pengangkut, Merry pingsan. Merrypun dibawa ke puskesmas terdekat dan cukup sehat untuk melanjutkan perjalanan.


Perjalanan yang mereka lalui tidak mudah karena sedikitnya kendaraan yang lewat. Usaha yang ulet membuat mereka sampai di perbatasan. Mereka bertemu Lukman, Merry menunjukkan foto keluarganya dan hubungan darahnya denga Mauro dan Tatiana. Lukman mengatakan bahwa Mauro sudah sampai di perbatasan. Merry dan Carlo pergi ke perbatasan dimana keluarga yang berpisah saling bertemu. Disana, lewat lagu Kasih Ibu, Merry bertemu dengan Mauro. Saat mereka tengah berangkulan, Merry meluruskan kesalah pahaman Mauro. Tepat saat itu, Tatiana dan Abu Bakar datang. Tatiana segera pergi ke Mauro dan Merry dan berpelukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar