KING (2009)
Sutradara : Ari
Sihasale
Produser : Ari
Sihasale
Penulis : Dirmawan Hatta
Pemeran : Rangga
Raditya
Lucky Martin
Surya
Saputra
Mamiek
Prakoso
Ariyo
Wahab
Wulan
Guritno
Aa Jimmy
Valerie
Thomas
Jonatan
Chistie
Nun jauh di
pelosok, di Jampit, salah satu kelurahan di Banyuwangi, cerita ini berasal.
Adalah Pak Tejo (Mamik Prakoso) yang memiliki anak semata wayang bernama Guntur
(Rangga Raditya). Pak Tejo sangat tergila-gila pada olah raga bulutangkis
hingga hampir seluruh hidupnya ‘mengabdi’ untuk bulutangkis. Mulai dari menjadi
komentator pertandingan tepok bulu di kampungnya, menjadi pengumpul bulu untuk
dijual di sentra pembuatan kok, memakai jaket bertuliskan Indonesia setiap
hari, hingga mendidik anaknya untuk bisa menjadi pemain bulutangkis yang hebat,
seperti King-Liem Swie King idolanya.
Sebuah keinginan mulia. Pak Tejo mendidik Guntur dengan keras, scot jam, lari keliling hingga memarahinya jika kalah dalam pertandingan. Guntur yang merasa semua yang ayahnya lakukan adalah tindakan yang sewenang-wenang, semua yang dilakukannya adalah hukuman. Guntur memberontak dalam diamnya. Karena dia tahu ayahnya adalah keluarga satu-satunya, Ibunya sudah meninggal. Jadi sedapat mungkin Guntur jarang membantah kata-kata ayahnya meskipun dalam hati dia sangat kesal.
Sebuah keinginan mulia. Pak Tejo mendidik Guntur dengan keras, scot jam, lari keliling hingga memarahinya jika kalah dalam pertandingan. Guntur yang merasa semua yang ayahnya lakukan adalah tindakan yang sewenang-wenang, semua yang dilakukannya adalah hukuman. Guntur memberontak dalam diamnya. Karena dia tahu ayahnya adalah keluarga satu-satunya, Ibunya sudah meninggal. Jadi sedapat mungkin Guntur jarang membantah kata-kata ayahnya meskipun dalam hati dia sangat kesal.
Dalam sebuah
pertandingan antar sekolah, Guntur yang tidak punya raket, tiba-tiba saja
diberi raket oleh Raden sahabatnya, yang mengatakan bahwa raket tersebut dipinjami
oleh Raino (Aryo Wahab) yang juga pemain badminton tingkat kampung. Gunturpun
akhirnya bisa bertanding dan menang, sayang raketnya rusak. Waktu pulang dia
sangat sedih dan berpikir untuk mengganti senar raket dengan senar lain,
mengingat itu bukanlah raket pribadi tetapi raket milik orang lain. Segala cara
dikerahkan mulai mengganti dengan senar gitar hingga mencuri senar balon…yang
akhirnya membuahkan hukuman baginya.
Sebuah
keluarga kecil datang di desa itu. Seorang Ibu muda (Wulan Guritno) dan seorang
anaknya yang bernama Michelle. Singkat cerita si Michelle yang satu sekolah SD
dengan Guntur dan Raden menjadi sahabat mereka berdua.
Prestasi di
bidang bulutangkis Guntur sempat diwarnai dengan percekcokan dengan ayahnya
hingga tidak bicara beberapa hari karena Guntur berpendapat ayahnya tidak
pernah perhatian, tidak pernah memikirkan bagaimana dia dan perjuangannya juga
marah karena latihan-latihannya. Namun setelah Raino memberi tahu bahwa
ayahnyalah yang meminjam raket untuk pertandingan dan sangat perhatian padanya,
Guntur akhirnya luluh.
Raden
sahabatnya, yang mengetahui ada club bulutangkis di kelurahan lain yang agak
jauh (setelah menguntit ayah Guntur menjual bulu) melihat ada pengumuman
penerimaan siswa baru. Terbersit di benaknya, pasti Guntur akan senang jika
bisa ikut latihan di situ. Masalahnya hanya satu; untuk ikut latihan harus
bayar, sementara dia uang dari mana?
Michelle
yang akhirnya jadi teman berunding menyetujui untuk mencari uang dengan cara
ngamen di pertunjukan keliling. Uangpun didapat, dan Raden mendaftarkann diri
dengan nama Guntur untuk bisa ikut latihan di situ. Setelah beberapa lama
Guntur yang asli datang ke sana untuk menemui Raden yang sedang latihan
dikarenakan nenek Raden bilang kalau Raden setiap hari latihan dengan
marah-marah padanya. Mengetahuinya, Raden akhirnya menyerahkan latihan itu pada
Guntur yang asli.
Guntur
akhirnya ikut club bulutangkis beneran….setiap hari menempuh perjalanan yang
jauh dengan sepeda, hingga pulang malam setiap habis latihan. Saat yang
mendebarkan akhirnya datang juga, apalagi kalau bukan pemilihan atlit untuk
dikirim ke PB Djarum, ke tempat Liem Swie King berlatih dahulu dan
mengantarkannya menjadi juara mengharumkan nama bangsa….akankah Guntur
terpilih?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar