UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI SCAFFOLDING PADA PT BETON PERKASA WIJAKSANA
Nama : Rizky Haldi Ramdhan
NPM : 37413974
Jurusan : TeknikIndustri
Proposal Kerja Praktek
Jakarta
2016
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin pesat dari tahun ke tahun,
teknologi yang digunakan terus berkembang dan selalu diperbaiki yang telah ada
menjadi lebih baik dari sebelumnya, khususnya perkembangan teknologi pada
pemuatan produk industri. Selain perlu adanya peningkatan kapasitas produksi
atau meningkatkan jumlah produksi karena seiring dengan perkembangan toknologi
sekarang, permintaan akan barang dan jasa makin bertambah. Dalam proses
pembuatan produk ada hal yang sangat penting yaitu meningkatkan kualitas produk
dengan menerapkan pengendalian kualias pada stiap proses produksi.
Pengendalian kualitas merupakan teknik yang sangat
bermanfaat agar suatu perusahaan dapat mengetahui kualitas produk sebelum
dipasarkan. Kualitas merupakan adalah totalitas dari
karakteristik suatu produk yang menunjang kemapuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dispesifikasi atau diterapkan. (Vincent
Gaspersz,2005).
PT Beton Perkasa Wijaksana merupakan salah satu
perusahaan besar yang bergerak dibidang industri dan dibidang kontruksi yang
memproduksi produk scaffolding yang
digunakan untuk pembentukan
dan system rangka bangunan pada gedung bertingkat atau pada bangunan proyek sipil dan lain-lain. PT Beton Perkasa Wijaksana telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001 yang merupakan standar terhadap mutu dan
kualitas produk yang dihasilkan. Guna menjaga kualitas produk yang dihasilkan,
PT Beton Perkasa Wijaksana diwajibkan untuk melakukan pengendalian kualitas
secara berkala sehingga kualitas yang diinginkan konsumen dapat tercapai. Penelitian yang akan dilakukan untuk membuat penulisan ilmiah yaitu dengan melakukan pengamatan mengenai pengendalian kualitas terhadap produk scaffolding yang dihasilkan noleh PT Beton Perkasa Wijaksana.
Pengamatan yang dilakukan dengan pengujian dari setiap sampel produk scaffolding tersebut yaitu untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai standar yang ditentukan oleh perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penulisan ilmiah pada PT Beton
Perkasa Wijaksana adalah bagaimana proses
pengendalian kualitas yang diterapkan terhadap produk PT Beton Perkasa Wijaksana. Apakah PT Beton
Perkasa Wijaksana tersebut telah
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar perusahaan ataukah tidak.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya mengenai pengendalian kualitas di PT Beton Perkasa
Wijaksana memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan
pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan
mempelajari proses produksi pada PT Beton Perkasa Wijaksana.
2.
Mengetahui dan
mempelajari proses pengendalian kuaitas terhadap produk yang dihasilkan pada PT
Beton Perkasa Wijaksana.
3.
Mengetahui produk
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
1.4
Batasan Penelitian
Pembatasan
masalah dibuat untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas agar tidak
menyimpang dari inti pembahasan. Pembatasan masalah pada laporan kerja praktek
ini antara lain sebagai berikut.
1.
Peramalan yang
dilakukan hanya permintaan produk scaffolding
pada pabrik PT
Beton Perkasa Wijaksana.
2.
Software
yang digunakan dalam pengolahan data hanya POM-QM for windows 3.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi
Kualitas
Menurut American
society for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan
karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten
(Lupiyoadi, 2001:144). Goetsh dan Davis mengemukakan bahwa kualitas merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2000:51).
Sedangkan Deming dan Juran dkk sebagaimana dikutip oleh Ghobadian et al,
memberi batasan kualitas sebagai upaya memuaskan konsumen (Sunardi, 2003:71).
Menurut Buddy
dalam Anis Wahyuningsih (2002:10), “kualitas sebagai suatu strategi dasar
bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit”. Sedangkan
definisi kualitas menurut Kotler (2009:49) adalah “seluruh ciri serta sifat
suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat”. Ini jelas merupakan definisi
kualitas yang berpusat pada konsumen, seorang produsen dapat memberikan
kualitas bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi
harapan konsumen.
Berdasarkan
beberapa definisi diatas, kualitas adalah suatu keseluruhan ciri dan
karekteristik yang dimiliki suatu produk/jasa yang dapat memberikan kepuasan
konsumen. Walaupun kualitas jasa lebih sulit didefinisikan dan dinilai dari
pada kualitas produk, nasabah tetap akan memberikan penilaian terhadap kualitas
jasa, dan bank perlu memahami bagaimana sebenarnya pengharapan nasabah sehingga
bank dapat merancang jasa yang ditawarkan secara efektif.
2.2
Persepsi
Terhadap Kualitas
Perspektif
kualitas yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu
produk/jasa. David dalam Fandy Tjiptono (2006:52), mengidentifikasikan adanya
lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan, yaitu:
a)
Transcendental
Approach
Kualitas dalam
pendekatan ini, dipandang sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat
dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan.
Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia seni, misalnya seni musik,
seni drama, seni tari, dan seni rupa. Meskipun demikian suatu perusahaan dapat
mempromosikan produknya melalui pernyataan-pernyataan maupun pesan-pesan
komunikasi seperti tempat berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegen
(mobil), kecantikan wajah (kosmetik), kelembutan dan kehalusan kulit (sabun
mandi), dan lainlain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan
pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi seperti ini
sebagai dasar manajemen kualitas.
b)
Product-based
Approach
Pendekatan ini
menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat
dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan
perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena
pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam
selera, kebutuhan, dan preferensi individual.
c)
User-based
Approach
Pendekatan ini
didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang
memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang
(misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
Perspektif yang subjektif dan demand-oriented ini juga menyatakan bahwa
pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula,
sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang
dirasakannya.
d)
Manufacturing-based
Approach
Perspektif ini
bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktikpraktik perekayasaan
dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian/sama
dengan persyaratan (conformance to requirements). Dalam sektor jasa, dapat
dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operationsdriven. Pendekatan ini berfokus
pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secar internal, yang seringkali
didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang
menentukan Universitas Sumatera Utara kualitas adalah standar-standar yang
ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.
e)
Value-based
Approach
Pendekatan ini
memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan trade-off
antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “affordable
excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk
yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.
Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat
dibeli (best-buy).
2.3
Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas adalah upaya dalam menjaga kualitas
dari produk yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditetapkan berdasarkan kebijakan perusahaan. tujuan pengendalian kualitas
adalah supaya produk dapat berfungsi sesuai dengan apa yang diinginkan yang
nantinya akan memberikan kepuasan konsumen, untuk mengetahui apakah segala
sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana yang ada, dan untuk mengetahui telah
dijalankan secara efisien atau belum dan apakah mungkin didalam perbaikan
(Assauri, 2008).
Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu
dilaksanakan oleh perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai
pendistribusian produk ke konsumen. Aktivitas pengendalian kualitas pada
umumnya meliputi kegiatan-kegiatan berikut (Purnomo, 2004):
1. Pengamatan terhadap performansi produk atau proses.
2. Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standaryang
berlaku.
3.
Mengambil
tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup
signifikan, dan jika perlu perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengoreksinya.
Pengendalian kualitas proses statistic (statistical process scontrol) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalsis, pengelola dan memperbaiki proses menggunakan metode – metode statistik. Pengendalian proses statistic merupakan penerapan metode – metode statistic untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Konsep terpenting dalam pengendalian proses statistic adalah pengendalian variasi proses, yang terdiri dari variasi umum dan variasi khusus dengan menggunakan alat yang disebut peta kendali (controlchart) (Ariani,2003).
Pengendalian kualitas statistic merupakan alat manajemen secara ilmiah. Beberapa keuntungan jika digunakan pengendalian kualitas statistic adalah sebagai berikut (Purnomo,
2004).
1. Perbandingan antara kualitas dan biaya
Dalam suatu bisnis perusahaan akan selalu berhubungan dengan persaingan.
Salah satu cara untuk dapat memenangkan persaingan adalah mempertinggi mutu
atau memperendah biaya, bahkan bila mungkin mempertinggi mutu diikuti dengan
penurunan biaya. Pengendalian kualitas statistik menyajikan teknik untuk lebih
mengerti akan adanya variasi dalam karakteristik kualitas dan menolong untuk
secara langsung atau tidak langsung memperbaiki kualitas atau menurunkan biaya.
2. Menjaga kualitas lebih seragam
Suatu proses produksi tidak akan dapat memproduksi yang persis sama dari
barang yang dibuat, penyimpangan kualitas bagaimanapun kecilnya pasti terjadi.
Selama variasi kualitas tidak menunjukkan gejala yang besar, maka proses
produksi dikatakan cukup terkontrol secara statistik, atau dapat dikatakan
produksi tidak dapat menunjukkan banyak variasi kualitas (uniform/seragam).
Pengendalian kualitas akan menjaga keseragaman tersebut.
3. Penyediaan bahan baku yang lebih baik
Pengendalian kualitas statistik akan membantu manajemen
untuk menentukan penilaian sumber bahan baku. Penilaian sumber bahan baku ini
akan sangat menentukan apabila biaya produksi sangat dipengaruhi oleh sumber
bahan baku.
4. Penggunaan alat produksi yang lebih efisien
Dalam suatu proses produksi sering digunakan beberapa
mesin untuk memproduksi barang. Jika digunakan peta kontrol untuk setiap mesin,
maka akan diketahui kondisi mesin tersebut apakah perlu diperbaiki atau tidak.
5. Mengurangi kerja ulang atau pembuangan
Pengendalian kualitas statistik akan membantu proses supaya dapat berjalan
lancar sesuai standar. Dengan demikian, barang yang diproduksi tidak banyak
yang cacat dan sesuai dengan standar yang diharapkan
6. Memperbaiki hubungan produsen – konsumen
Banyak industri
pada saat ini menggunakan bahan baku dari hasil proses produksi industri lain.
Bila terjadi hubungan demikian, maka hasil produksi industri yang akan menjadi
masukan industri lain akan sangat mempengaruhi kualitas produksi. Apabila
input, dalam hal ini hasil produk industri sebelumnya jelek maka produk yang
dibuat oleh industri berikutnya akan cenderung jelek. Begitu sebaliknya jika
input baik, maka industri berikutnya akan dengan mudah memproduksi barang yang
baik. Dengan demikian, akan meningkatkan hubungan antara produsen dan konsumen
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Tata Laksana Kerja Praktek
Kerja
praktek yang akan dilakukan memiliki beberapa prosedur yang bertujuan untuk
mengetahui tahapan-tahapan kerja praktek. Berikut ini adalah tahapan prosedur
kerja praktek yang akan dilakukan.
1.
Pelaksanaan kerja praktek dibagi kedalam beberapa tahapan kegiatan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengarahan pelaksanaan kerja praktek oleh dosen pembimbing.
b. Pelaksanaan kegiatan kerja praktek di lapangan.
c. Pembuatan laporan kerja praktek beserta bimbingan.
2.
Pihak perusahaan memiliki wewenang penuh kepada mahasiswa untuk memberikan pendidikan berupa pengetahuan aplikatif di dalam perusahaan pada proses pelaksanaan kerjap raktek.
3.
Apabila kerja praktek di lapangan telah selesai, mahasiwa wajib membuat laporan kerja praktek yang dibimbing oleh dosen pembimbing.
3.2
Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2016. Lokasi kerja praktek yang akan dilaksanakan adalah di PT
Beton Perkasa Wijaksana Jl. Raya Cikupa KM 16,7, Cikupa, Banten 15120
3.3
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan pada kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.
Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan pada kerja praktek ini meliputi pengamatan, peninjauan dan mempelajari langsung proses produksi scaffolding
yang dihasilkan oleh PT Beton Perkasa Wijaksana Jl. Raya Cikupa KM 16,7, Cikupa, Banten 15120
Penulisan ilmiah ini tentunya membutuhkan data-data dari PT Beton
Perkasa Wijaksana. Data yang
dibutuhkan antara lain:
a.
Profil tentang PT Beton
Perkasa Wijaksana.
b.
Proses produksi scaffolding.
c.
Banyaknya produksi scaffolding yang dihasilkan dalam tiap
bulan.
d.
Kendala yang
terjadi dalam proses produksi scaffolding.
e.
Pengendalian
kualitas yang diterapkan PT Beton Perkasa Wijaksana.
2.
Landasan Teori
Landasan
teori yang dilakukan meliputi pengumpulan berbagai macam referensi dari buku dan sumber – sumber lainnya mengenai tema yang diambil.
3.2 Metode
Pengolahan Data
Metode pengolahan data dijelaskan
kedalam bentuk diagram alir yang tersusun secara sistematis. Diagram alir
pengolahan data menjelaskan tentang proses atau tahapan pengolahan mengenai
keperluan laporan yang bersifat sistematis dan terencana. Berikut ini adalah
tahapan pengolahan data.

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Pengolahan Data
3.3 Jadwal
Kegiatan Kerja Praktek
Kerja praktek yang dilakukan di PT Beton
Perkasa Wijaksana dilakukan dalam
kurun waktu satu bulan yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Adapun
jadwal kegiatan kerja praktek yang dibuat pada Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel
3.1 JadualKegiatanKerjaPraktek
Kegiatan
|
Agustus
2015
|
|||
MI
|
M II
|
M III
|
M IV
|
|
1.
Persiapan ke lapangan, pengenalan dengan
staf dan karyawan, serta pengenalan lingkungan pabrik.
|
√
|
|
|
|
2.
Mempelajarigambaranumumperusahaan.
|
√
|
|
|
|
3.
Wawancara dan
konsultasi dengan pihak terkait
|
|
√
|
√
|
√
|
4.
Mempelajari proses produksi dan
melakukan pengumpulan data terkait
|
|
√
|
√
|
|
5.
Mempelajari pengendalian kualitas dan melakukan pengumpulan data terkait
|
|
|
√
|
|
6.
Menyusunpenelitian yang telahdilakukan.
|
|
|
|
√
|
Daftar Pustaka
Purnomo, Hari. 2004. PengantarTeknikIndustri.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
Ariani,
Dorothea Wahyu. 2003.Pengendalian Kualitas Statistik.
Yogyakarta:
Andi.
Chodariyanti.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38835/4/Chapter%20II.pdf