Kamis, 28 Januari 2016

Tugas Softskill Proposal

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Description: Gundarlogo

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI SCAFFOLDING PADA PT BETON PERKASA WIJAKSANA

Nama               : Rizky Haldi Ramdhan
NPM               : 37413974
Jurusan            : TeknikIndustri




Proposal Kerja Praktek


Jakarta
2016

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin pesat dari tahun ke tahun, teknologi yang digunakan terus berkembang dan selalu diperbaiki yang telah ada menjadi lebih baik dari sebelumnya, khususnya perkembangan teknologi pada pemuatan produk industri. Selain perlu adanya peningkatan kapasitas produksi atau meningkatkan jumlah produksi karena seiring dengan perkembangan toknologi sekarang, permintaan akan barang dan jasa makin bertambah. Dalam proses pembuatan produk ada hal yang sangat penting yaitu meningkatkan kualitas produk dengan menerapkan pengendalian kualias pada stiap proses produksi.
Pengendalian kualitas merupakan teknik yang sangat bermanfaat agar suatu perusahaan dapat mengetahui kualitas produk sebelum dipasarkan. Kualitas merupakan adalah totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemapuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasi atau diterapkan. (Vincent Gaspersz,2005).

PT Beton Perkasa Wijaksana merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak dibidang industri dan dibidang kontruksi yang memproduksi produk scaffolding yang digunakan untuk pembentukan dan system rangka bangunan pada gedung bertingkat atau pada bangunan proyek sipil dan lain-lain. PT Beton Perkasa Wijaksana telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 yang merupakan standar terhadap mutu dan kualitas produk yang dihasilkan. Guna menjaga kualitas produk yang dihasilkan, PT Beton Perkasa Wijaksana diwajibkan untuk melakukan pengendalian kualitas secara berkala sehingga kualitas yang diinginkan konsumen dapat tercapai. Penelitian yang akan dilakukan untuk membuat penulisan ilmiah yaitu dengan melakukan pengamatan mengenai pengendalian kualitas terhadap produk scaffolding yang dihasilkan noleh PT Beton Perkasa Wijaksana. Pengamatan yang dilakukan dengan pengujian dari setiap sampel produk scaffolding tersebut yaitu untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai standar yang ditentukan oleh perusahaan.



1.2              Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penulisan ilmiah pada PT Beton Perkasa Wijaksana adalah bagaimana proses pengendalian kualitas yang diterapkan terhadap produk  PT Beton Perkasa Wijaksana. Apakah PT Beton Perkasa Wijaksana tersebut telah menghasilkan produk yang sesuai dengan standar perusahaan ataukah tidak.

1.3              Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya mengenai pengendalian kualitas di PT Beton Perkasa Wijaksana memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.        Mengetahui dan mempelajari proses produksi pada PT Beton Perkasa Wijaksana.
2.        Mengetahui dan mempelajari proses pengendalian kuaitas terhadap produk yang dihasilkan pada PT Beton Perkasa Wijaksana.
3.        Mengetahui produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

1.4              Batasan Penelitian
Pembatasan masalah dibuat untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas agar tidak menyimpang dari inti pembahasan. Pembatasan masalah pada laporan kerja praktek ini antara lain sebagai berikut.
1.         Peramalan yang dilakukan hanya permintaan produk scaffolding pada pabrik PT Beton Perkasa Wijaksana.
2.         Software yang digunakan dalam pengolahan data hanya POM-QM for windows 3.












BAB II
LANDASAN TEORI

2.1         Definisi Kualitas
Menurut American society for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten (Lupiyoadi, 2001:144). Goetsh dan Davis mengemukakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2000:51). Sedangkan Deming dan Juran dkk sebagaimana dikutip oleh Ghobadian et al, memberi batasan kualitas sebagai upaya memuaskan konsumen (Sunardi, 2003:71).
Menurut Buddy dalam Anis Wahyuningsih (2002:10), “kualitas sebagai suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit dan implisit”. Sedangkan definisi kualitas menurut Kotler (2009:49) adalah “seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat”. Ini jelas merupakan definisi kualitas yang berpusat pada konsumen, seorang produsen dapat memberikan kualitas bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, kualitas adalah suatu keseluruhan ciri dan karekteristik yang dimiliki suatu produk/jasa yang dapat memberikan kepuasan konsumen. Walaupun kualitas jasa lebih sulit didefinisikan dan dinilai dari pada kualitas produk, nasabah tetap akan memberikan penilaian terhadap kualitas jasa, dan bank perlu memahami bagaimana sebenarnya pengharapan nasabah sehingga bank dapat merancang jasa yang ditawarkan secara efektif.

2.2         Persepsi Terhadap Kualitas
Perspektif kualitas yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu produk/jasa. David dalam Fandy Tjiptono (2006:52), mengidentifikasikan adanya lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan, yaitu:


a)             Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini, dipandang sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalisasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia seni, misalnya seni musik, seni drama, seni tari, dan seni rupa. Meskipun demikian suatu perusahaan dapat mempromosikan produknya melalui pernyataan-pernyataan maupun pesan-pesan komunikasi seperti tempat berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegen (mobil), kecantikan wajah (kosmetik), kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lainlain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi seperti ini sebagai dasar manajemen kualitas.

b)            Product-based Approach
Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.

c)             User-based Approach
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-oriented ini juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.

d)            Manufacturing-based Approach
Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktikpraktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian/sama dengan persyaratan (conformance to requirements). Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operationsdriven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secar internal, yang seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan Universitas Sumatera Utara kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.

e)             Value-based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buy).

2.3         Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas adalah upaya dalam menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan perusahaan. tujuan pengendalian kualitas adalah supaya produk dapat berfungsi sesuai dengan apa yang diinginkan yang nantinya akan memberikan kepuasan konsumen, untuk mengetahui apakah segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana yang ada, dan untuk mengetahui telah dijalankan secara efisien atau belum dan apakah mungkin didalam perbaikan (Assauri, 2008).
Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu dilaksanakan oleh perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai pendistribusian produk ke konsumen. Aktivitas pengendalian kualitas pada umumnya meliputi kegiatan-kegiatan berikut (Purnomo, 2004):
1.    Pengamatan terhadap performansi produk atau proses.
2.    Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standaryang berlaku.
3.    Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup signifikan, dan jika perlu perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengoreksinya.
Pengendalian kualitas proses statistic (statistical process scontrol) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalsis, pengelola dan memperbaiki proses menggunakan metode metode statistik. Pengendalian proses statistic merupakan penerapan metode metode statistic untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Konsep terpenting dalam pengendalian proses statistic adalah pengendalian variasi proses, yang terdiri dari variasi umum dan variasi khusus dengan menggunakan alat yang disebut peta kendali (controlchart) (Ariani,2003).


Pengendalian kualitas statistic merupakan alat manajemen secara ilmiah. Beberapa keuntungan jika digunakan pengendalian kualitas statistic adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004).
1.    Perbandingan antara kualitas dan biaya
Dalam suatu bisnis perusahaan akan selalu berhubungan dengan persaingan. Salah satu cara untuk dapat memenangkan persaingan adalah mempertinggi mutu atau memperendah biaya, bahkan bila mungkin mempertinggi mutu diikuti dengan penurunan biaya. Pengendalian kualitas statistik menyajikan teknik untuk lebih mengerti akan adanya variasi dalam karakteristik kualitas dan menolong untuk secara langsung atau tidak langsung memperbaiki kualitas atau menurunkan biaya.
2.    Menjaga kualitas lebih seragam
Suatu proses produksi tidak akan dapat memproduksi yang persis sama dari barang yang dibuat, penyimpangan kualitas bagaimanapun kecilnya pasti terjadi. Selama variasi kualitas tidak menunjukkan gejala yang besar, maka proses produksi dikatakan cukup terkontrol secara statistik, atau dapat dikatakan produksi tidak dapat menunjukkan banyak variasi kualitas (uniform/seragam). Pengendalian kualitas akan menjaga keseragaman tersebut.
3.    Penyediaan bahan baku yang lebih baik
Pengendalian kualitas statistik akan membantu manajemen untuk menentukan penilaian sumber bahan baku. Penilaian sumber bahan baku ini akan sangat menentukan apabila biaya produksi sangat dipengaruhi oleh sumber bahan baku.
4.    Penggunaan alat produksi yang lebih efisien
Dalam suatu proses produksi sering digunakan beberapa mesin untuk memproduksi barang. Jika digunakan peta kontrol untuk setiap mesin, maka akan diketahui kondisi mesin tersebut apakah perlu diperbaiki atau tidak.
5.    Mengurangi kerja ulang atau pembuangan
Pengendalian kualitas statistik akan membantu proses supaya dapat berjalan lancar sesuai standar. Dengan demikian, barang yang diproduksi tidak banyak yang cacat dan sesuai dengan standar yang diharapkan
6.    Memperbaiki hubungan produsen – konsumen
Banyak industri pada saat ini menggunakan bahan baku dari hasil proses produksi industri lain. Bila terjadi hubungan demikian, maka hasil produksi industri yang akan menjadi masukan industri lain akan sangat mempengaruhi kualitas produksi. Apabila input, dalam hal ini hasil produk industri sebelumnya jelek maka produk yang dibuat oleh industri berikutnya akan cenderung jelek. Begitu sebaliknya jika input baik, maka industri berikutnya akan dengan mudah memproduksi barang yang baik. Dengan demikian, akan meningkatkan hubungan antara produsen dan konsumen






























BAB III
METODOLOGI


3.1         Tata Laksana Kerja Praktek
Kerja praktek yang akan dilakukan memiliki beberapa prosedur yang bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan kerja praktek. Berikut ini adalah tahapan prosedur kerja praktek yang akan dilakukan.
1.        Pelaksanaan kerja praktek dibagi kedalam beberapa tahapan kegiatan, yaitu sebagai berikut:
a.       Pengarahan pelaksanaan kerja praktek oleh dosen pembimbing.
b.      Pelaksanaan kegiatan kerja praktek di lapangan.
c.       Pembuatan laporan kerja praktek beserta bimbingan.
2.        Pihak perusahaan memiliki wewenang penuh kepada mahasiswa untuk memberikan pendidikan berupa pengetahuan aplikatif di dalam perusahaan pada proses pelaksanaan kerjap raktek.
3.        Apabila kerja praktek di lapangan telah selesai, mahasiwa wajib membuat laporan kerja praktek yang dibimbing oleh dosen pembimbing.

3.2         Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2016. Lokasi kerja praktek yang akan dilaksanakan adalah di PT Beton Perkasa Wijaksana Jl. Raya Cikupa KM 16,7, Cikupa, Banten 15120

3.3         Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.             Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan pada kerja praktek ini meliputi pengamatan, peninjauan dan mempelajari langsung proses produksi scaffolding yang dihasilkan oleh PT Beton Perkasa Wijaksana Jl. Raya Cikupa KM 16,7, Cikupa, Banten 15120
Penulisan ilmiah ini tentunya membutuhkan data-data dari PT Beton Perkasa Wijaksana. Data yang dibutuhkan antara lain:
a.    Profil tentang PT Beton Perkasa Wijaksana.
b.    Proses produksi scaffolding.
c.    Banyaknya produksi scaffolding yang dihasilkan dalam tiap bulan.
d.   Kendala yang terjadi dalam proses produksi scaffolding.
e.    Pengendalian kualitas yang diterapkan PT Beton Perkasa Wijaksana.
2.             Landasan Teori
Landasan teori yang dilakukan meliputi pengumpulan berbagai macam referensi dari buku dan sumber sumber lainnya mengenai tema yang diambil.
           
3.2       Metode Pengolahan Data
            Metode pengolahan data dijelaskan kedalam bentuk diagram alir yang tersusun secara sistematis. Diagram alir pengolahan data menjelaskan tentang proses atau tahapan pengolahan mengenai keperluan laporan yang bersifat sistematis dan terencana. Berikut ini adalah tahapan pengolahan data.

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Pengolahan Data
3.3       Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
            Kerja praktek yang dilakukan di PT Beton Perkasa Wijaksana dilakukan dalam kurun waktu satu bulan yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Adapun jadwal kegiatan kerja praktek yang dibuat pada Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 JadualKegiatanKerjaPraktek
Kegiatan
Agustus 2015
MI
M II
M III
M IV
1.      Persiapan ke lapangan, pengenalan dengan staf dan karyawan, serta pengenalan lingkungan pabrik.



2.       Mempelajarigambaranumumperusahaan.



3.       Wawancara dan konsultasi dengan pihak terkait

4.       Mempelajari proses produksi dan melakukan pengumpulan data terkait


5.       Mempelajari pengendalian kualitas dan melakukan pengumpulan data terkait



6.       Menyusunpenelitian yang telahdilakukan.

























Daftar Pustaka

Purnomo, Hari. 2004. PengantarTeknikIndustri. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003.Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta:
          Andi. Chodariyanti.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38835/4/Chapter%20II.pdf