PART A
Kebudayaan cirebon
Cirebon
sebagai daerah pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat dalam konteks sejarahnya
terbukti mampu melahirkan kebudayaan yang berangkat dari nilai tradisi dan
agama. Tak pelak kesenian yang mengiringi kebudayaan Cirebon memasukkan
unsur-unsur agama di dalamnya.
Dalam
kaitan ini kesenian yang pada mulanya merupakan sarana dakwah agama (Islam)
menjadi semacam oase di padang gurun. Betapa tidak.
Kebudayaan
Cirebon yang bukan Jawa dan bukan Sunda itu akhirnya memiliki ciri khas
sendiri. Yakni adanya keberanian untuk mengadopsi nilai lama dengan nilai baru
(saat itu) saat agama Islam mulai diajarkan Sunan Gunungjati.
Tak
heran jika kenyataan ini mengundang nilai tambah yang patut disyukuri. Artinya
postmodernis sudah berlangsung dalam kesenian tradisi Cirebon.
BUDAYA
Cirebon yang kabarnya merupakan budaya serapan Jawa (Kerajaan Mataram) dan
Sunda (Kerajaan Sunda Kalapa) itu menempati posisi unik. Dua budaya besar di
pulau Jawa itu bertemu di Cirebon.
Budaya
serapan itu pun makin lengkap bersintesa dengan spiritualitas Islam. Inilah
keberbagaian budaya Cirebon.
Kini generasi muda
banyak berpaling ke budaya lain yang lebih instan serta kurang mampu mencintai
kebudayaannya sendiri. Budaya-budaya instan lengkap dengan berbagai kemudahan
dan aksesorinya memukau sejumlah anak muda. Ciri tersebut tampak pada
ketidakmampuan berbahasa Cirebon, dan jika mampu itu pun hanya sebatas bahasa
pergaulan yang dikenal dengan istilah bagongan.
Kirik dan ketek,
serta ira dan isun tanpa mengenal kosa kata halus memang masih ada dan
terdengar dalam percakapan anak-anak muda. Namun sama sekali abai dengan
keseniannya, dan lebih luas dengan kebudayaannya sendiri yang telah mengalami
berbagai hantaman zaman. Anak-anak muda telah berpaling ke budaya pop.
ACARA ADAT ISTIADAT CIREBON
Ritual mapag sri misalnya.
Sesaat menjelang menanam padi di sawah, para petani mempersembahkan rasa syukur
kepada Tuhan karena alam telah demikian berdamai memberikan panen. Dewi Sri
sebagaimana diketahui adalah penjelmaan dewi padi yang bertugas antara lain
menyuburkan tanah pertanian sehingga padi tumbuh dengan sempurna. Adaptasi
budaya Hindu dengan ajaran Islam sebelum menanam padi, kini semakin jarang
terlihat. Teknologi dan mesin telah menyingkirkan mapag sri.
Panjang Jimat Tradisi Maulid Nabi
di Keraton Cirebon Sejak zaman Khalifah Sholahudin Al Ayubi 1993 M, peringatan
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau maulid Nabi kerap di istimewakan.
Tujuannya, tidak lain untuk mengenang dan selalu meneladani nabi Muhammad SAW.
KARYA SENI KHAS CIREBON
Batik Trusmi Cirebon merupakan batik khas dari
daerah trusmi di Cirebon. Motif mega mendung merupakan motif yang paling
diminati dan paling populer.
Glass Painting atau Lukisan Kaca Adalah seni
melukis diatas permukaan kaca, dimana pelukis langsung melukis dipermukaan
gelas/cermin atau media kaca.
KULINER KHAS CIREBON
Nasi Jamblang adalah makanan
khas dari Cirebon, Jawa Barat.
Nama Jamblang berasal dari nama daerah di sebelah barat
kota Cirebon tempat
asal pedagang makanan tersebut. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan
daun Jati sebagai
bungkus nasi.
Penyajian makanannya pun bersifat prasmanan.
Empal gentong adalah makanan khas
masyarakat Cirebon, Jawa Barat. Makanan ini mirip dengan gulai (gule) dan
dimasak menggunakan kayu bakar (pohon mangga) di dalam gentong (periuk tanah
liat). Daging yang digunakan adalah usus, babat dan daging sapi.
Tahu Gejrot adalah makanan khas
Cirebon, Indonesia. Tahu gejrot terdiri dari tahu yang sudah digoreng kemudian
dipotong agak kecil lalu dimakan dengan kuah yang bumbunya cabe, bawang merah,
gula. Biasanya disajikan di layah kecil. atau coet, biasanya pedagang
menjajagan dagangannya dengan menggunakan sepeda
PART
B
Kenapa
mulai di tinggalkan kebudayaan tersebut ? Menurut saya iya,karena berawal dari
budaya luar,seiring berjalannya waktu perubahan zaman makin cepat dan tidak
terbendung. Kebudayaan cirebon semakin lama tergantikan oleh kebudayaan luar
yang mudah di terima oleh masyarakat cirebon terutama generasi muda jaman
sekarang. Generasi muda sekarang tidak mampu mencintai daerah itu sendiri yaitu
kebudayaan cirebon.
Mereka
mulai meninggalkan kesenian – kesenian dari kebudayaan cirebon karena besarnya
pengaruh kebudayaan luar yang sangant mudah diterima oleh generasi muda cirebon.
Solusi
untuk dapat mengembalikan kebudayaan itu kepada generasi muda adalah membenahi
infrastruktur cara penyampaian kebudayaan cirebon kepada anak – anak muda.
Mulai memperbaharui kebudayaan cirebon kepada anak – anak muda namun tidak
menghilangkan nilai – nilai dari kebudayaan cirebon sendiri. Contohnya adalah
membuat sebuah sanggar tari dan seni. Itu bisa membantu sekali untuk
memperkenalkan keanekaragaman sebuah tari dan seni dari kebudayaan cirebon.